Kejarlah Daku Kau Ku Kuras (Eps.1)

kejarlah daku kau ku kuras eps.1DESMITA sangat membenci pekerjaannya. Sumpah !. Demi dewa-dewi di puncak gunung Olympus sana. Benar-benar benci !. Rasanya seperti ditipu mentah-mentah.

"Ayolah, mita...," bujuk kak Nuri, gadis yang kost di rumah ibunya. "Dengan modal ijazah SMA, paling kamu bisanya jadi SPG atau karyawan toko. Kamu tahu sendiri, memangnya berapa, sih... gaji SPG atau karyawan toko ?. Paling juga cuma bisa buat beli bedak, doang."

"Baiknya kamu ikut kerja di tempat aku. Kerjanya santai, mau masuk atau nggak terserah kita. Bisa jalan-jalan tiap hari. Pokoknya nggak bakal ngebosenin," lanjut kak Nuri membujuk Desmita waktu dia hampir gila karena lamaran kerjanya ke PT-PT tidak ada yang tembus. Kalaupun ada yang mau menerima untuk kerja di mall, memberi syarat harus berpenampilan seksi plus memakai rok mini. Haaahh... bisa-bisa dia digantung ibunya di pohon jambu depan rumahnya.

"Aku yakin kamu pasti sukses, karena kamu pintar ngomong. Pokoknya asal tutup target, gaji 2-3 juta pasti di tangan. Mana ada SPG gaji segitu," bujuk kak Nuri seterusnya. Entah dia kena di guna-guna kak Nuri atau memang sudah terlalu putus asa mencari pekerjaan yang 'normal', akhirnya Desmita terbujuk juga ikut kerja di tempat kak Nuri sebagai seorang Sales.

Ternyata sebagian besar yang dikatakan kak Nuri jauh panggang dari api. Sebagai sales, dia memang jalan-jalan tiap hari. Tapi bukan piknik melainkan ngukur jalan. Satu jenis kegiatan yang mirip olah raga marathon, dijamin bikin betis bengkak seperti pemain bola !. Dia memang bisa mendapat gaji 2-3 juta bahkan bisa tembus 4 jutaan tiap bulan. Tapi dengan syarat tutup target. Celakanya buat bisa tutup target tiap bulan, susahnya seperti mendorong mobil mogok dari Bandung ke Jakarta lewat puncak !.

Belum lagi tiap tiga bulan dia mesti beli sepatu baru. Belum lagi terpaksa panas-panasan tiap hari. Belum lagi kadang makan hati gara-gara ketemu calon nasabah jutek bin reseh. Belum lagi makan hati juga gara-gara ketemu calon nasabah genit bin lenje. Belum lagi....

"Aaarrrrrggghhhh....!, Benar-benar bikin stress !!."

Dan hari ini dia merasa super stress alias mbahnya stress. Bagaimana tidak?!. Sekarang sudah tanggal 27, artinya kesempatan dia mencari PK tinggal dua hari lagi sebelum bulan ini tutup buku. Dan sialnya dia sama sekali belum tutup target, masih kurang 10 juta lagi. Padahal menurut pengalamannya selama ini, mencari omzet 10 juta dalam waktu hanya dua hari di tanggal-tanggal tua seperti sekarang, mirip seperti menggali sumur pakai sendok. Alias nyaris mustahil !.

Padahal sudah lima hari ini dia tekun berdo'a setiap habis sholat agar Tuhan mengabulkan permintaannya tutup target bulan ini. Tetapi mungkin sinyal ke Tuhan lagi lemot makanya do'anya tidak sampai, faktanya hingga tanggal 27 ini dia masih kurang 10 juta. Artinya kalau bulan ini Desmita tidak tutup target, maka dia cuma makan komisi yang jumlahnya cuma cukup buat beli bedak. Sialnya lagi, satu-satunya harapan untuk dapat PK hari ini musnah gara-gara alasan konyol.

Bulan kemarin saat prospek di Desa Sei Lambu ini, Desmita berhasil mendapat janji dari pak Margono, calon nasabah baru yang akan mengambil kredit kulkas. PK sudah diisi, hanya saja realisasi kreditnya dipending sebulan. Makanya tadi begitu turun dari mobil kanvas, dengan semangat 45 penuh optimisme, Desmita buru-buru ke rumah pak Margono untuk mengkonfirmasi janji kredit kulkas yang dibuatnya bulan kemarin. Di kepalanya sudah terbayang omzet 3 juta bakal didapat. Artinya tinggal mencari 7 juta lagi buat tutup target.

Tanda-tanda bakal sial tampak begitu dia sampai di rumah pak Margono. Alih-alih dipersilahkan masuk oleh istri pak Margono, Desmita cuma disuruh duduk di teras lalu ditinggal masuk. Semenit, dua menit sampai lima menit dia dianggurin begitu saja, kemudian sayup-sayup Desmita mendengar suara orang bertengkar dari dalam rumah. Untunglah Desmita cukup menguasai bahasa Jawa, hasil les privat dengan Reina, mahasiswi UNRI yang kost di rumah ibunya. Betapa terkejutnya Desmita begitu tahu ternyata dialah sumber pertengkaran tersebut. Intinya istri pak Margono tidak setuju suaminya mengambil kredit kulkas. Parahnya, si istri menuduh suaminya 'ada main' sama Desmita.

Oh... ohhh... Desmita terbengong-bengong mendengar hasil menguping pertengkaran suami istri tersebut. Lalu dia teringat bahwa waktu  prospek sama pak Margono bulan kemarin, dia memang merasa agak jengah melihat sikap pak Margono yang kegenit-genitan (memang susah jadi orang cakep, demikian fikir Desmita). Rupanya hal itu di ketahui istri pak Margono dan dia langsung merasa ilfil or jelous tingkat dewa.

"Gila !, benar-benar konyol !," rutuk Desmita dalam hati.

Beberapa waktu kemudian, keluarlah pak Margono dengan wajah lesu. Sambil meminta maaf dia memberi tahu batal mengambil kredit kulkas, karena istrinya tidak setuju. Dengan memasang wajah sedatar mungkin, Desmita bilang dia mengerti dan pamit kepada pak Margono.

Sesampainya di luar, Desmita meluapkan kekesalannya dengan menendangi pohon sawit sambil memaki-maki,

"Aku benci jadi sales !. Bencii...!!. Benciiiiii...!!!."


PK : Singkatan Permohonan Kredit. Lembar aplikasi yang berisi data-data calon nasabah.
Prospek : 1. Calon nasabah 2. Kegiatan sales mencari calon nasabah.
Tutup Target : Istilah bagi sales yang berhasil memenuhi target penjualan yang ditetapkan perusahaan.
Mobil kanvas: Kendaraan operasional untuk mengantar dan menjemput sales dari lokasi prospek.

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar