Bila Jodoh Pasti Bertemu Kembali - Episode 13

la torre espiral de zaha hadidDi ruang kantornya, Citra sedang merancang gambar desain sebuah dapur  modern dengan powerbook Applenya. Kedua mata indahnya tertuju sepenuhnya pada layar laptop.

Jari-jemarinya menggerak-gerakkan mouse di keyboard. Pagi ini gadis itu tampak cantik dengan busana blazer simpel namun elegan. Rambutnya yang panjang diikat ke belakang dengan pita warna pink berbentuk boneka.

Desainer dan pewaris perusahaan interior Wamhouse itu tengah berkonsentrasi menciptakan satu desain dengan perpaduan warna dasar pink dan putih. Desain yang diciptakannya ini bernuansa pink pastel agar bisa mencerminkan feminitas yang sempurna.

Proyek desainnya kali ini ini adalah mendesain kamar tidur  bernuansa pink pastel. Pemilihan furnitur dan aksesoris penunjang lainnya juga telah dipertimbangkan supaya terlihat menyatu dengan tema pink pastel kamar tidur.

Disaat bersamaan Citra juga sedang mendesain sebuah rumah peristirahatan dengan sentuhan warna-warna elektrik berukuran 400m². Rumah peristirahatan ini merupakan perpaduan gaya kolonial dan modern. Untuk menampilkan kesan hangat dan santai serta menyatu dengan alam, properti rancangannya ini banyak memanfaatkan berbagai furnitur bermaterial kayu dan batu alami.

Meskipun ini adalah proyek "hibah" dari ayahnya, namun Citra tidak mau setengah-setengah dalam mengerjakannya. Setidaknya proyek-proyek ini diharapkannya bisa mengesankan ayahnya serta mampu memperkuat eksistensi dan identitasnya sebagai seorang arsitek wanita ditengah dominasi arsitek-arsitek pria.

Apa yang dilakukan oleh Citra terinspirasi dari seorang arsitek wanita jenius, Zaha Hadid yang terkenal dengan mahakarya antara lain, Heydar Aliyev Center, London Aquatics Centre, Dubai Opera House, Contemporary Arts Center, 33-35 Hoxton Square, Al Wakrah Stadium, Astana Expo, Bergisel Sky Jump, Casa Atlantica, Cangsha Meixihu Center dan banyak lagi karya-karya arsitektur hebat dan spektakuler Zaha Hadid lainnya.


Aku ingin menjadi arsitek seperti Zaha Hadid. Ia Muslimah, meskipun tidak memakai jilbab. Tapi tangan emasnya mampu mengubah wajah dunia Arsitektur


"Aku ingin menjadi arsitek seperti Zaha Hadid." Kata Citra suatu kali dengan mata berapi-api penuh semangat di hadapan teman-temannya. "Lihat Zaha Hadid. Ia Muslimah, meskipun tidak memakai jilbab. Tapi tangan emasnya mampu mengubah wajah dunia Arsitektur !."

Lalu...

Terdengar dering suara interkom yang terletak disamping meja kerja yang membuat Citra agak kaget. Otomatis tangan kirinya menekan tombol interkom.

"Yaa, siapa ?," tanyanya dengan mata masih memandang layar laptop.

"Saya pak Jumadi, non..." jawab suara dari interkom.

"Ooo, pak Jum.... ada apa, pak ?," lanjut Citra dengan mata masih fokus pada layar laptop.

"Anu, non.... ini ada orang yang mau melamar kerja jadi sopir. Kata bapak, kalau ada yang datang mengantar surat lamaran dan kebetulan beliau nggak ada di kantor, lamaran yang masuk dikasih saja sama non Citra, begitu katanya," kata satpam bernama pak Jumadi itu.

"Oh, ya ?. kalau begitu, antar dia ke ruang saya," ujar Citra.

"Baik, Non."

Beberapa waktu kemudian terdengar ketukan dari luar pintu ruang kerja Citra.

"Masuk !'," perintahnya.

Pintu ruang kerja Citra terkuak dan masuklah pemuda bertubuh gempal tadi.

"Selamat pagi, bu...," sapanya sambil mengangguk sopan.

"Pagi. Silahkan duduk," balas Citra.

"Terima kasih, bu..." ujar pemuda itu, lalu diapun duduk di kursi depan meja kerja Citra.

"Anda yang mau melamar pekerjaan sebagai sopir ?," tegas Citra dengan roman wajah dan nada suara berwibawa.

"Inggih leres, bu...." jawab pemuda sambil mengangguk.

"Sudah berapa tahun punya pengalaman sebagai sopir ?," tanya Citra menyelidik.

"Tiga tahun, bu."

"Tahu rute dari Semarang ke Jakarta, Bandung, Yogya atau Surabaya ?."

"Tahu, bu... itu rute-rute yang biasa saya tempuh waktu saya bekerja sebagai sopir mobil box."

"Hmmm... begitu," gumam Citra. "Mana surat lamaran kerjanya ?," tanyanya lagi.

Dengan sopan pemuda itu menyodorkan berkas lamaran kerja dalam sebuah map kertas berwarna coklat kepada Citra yang lalu membuka dan membacanya sekilas. Kemudian tangannnya meraih gagang telepon di atas meja dan menekan tombol-tombolnya.

"Hallo, yah...," ujar Citra begitu teleponnya tersambung. "Cit sedang wawancara sama yang melamar jadi sopir. Apa lowongan itu sudah terisi ?,"

Beberapa saat Citra mengangguk-angguk menanggapi jawaban ayahnya. Usai menelepon, dia kembali menghadapi pemuda di depannya.

"Baik, Anda diterima bekerja disini sebagai sopir pribadi. Tugas Anda adalah mengantarkan semua anggota keluarga kami kemana pun yang diperlukan. Masa percobaan Anda adalah tiga bulan. Jika selama itu, kami nilai pekerjaan Anda baik, maka Anda akan kami angkat menjadi pegawai tetap."

"Matur nuwun, bu... matur nuwun..." ujar pemuda itu dengan wajah sangat gembira. "Jadi, mulai kapan saya bisa kerja, bu...?," lanjutnya bertanya.

"Besok pagi," jawab Citra. "Silahkan datang ke alamat ini sebelum jam 7 pagi. Ingat, jangan sampai terlambat !," ujar Citra memperingatkan sambil menyodorkan kertas berisi alamat rumah pak Ilham.

"Insya Allah, bu... saya pasti datang lebih pagi," kata pemuda itu meyakinkan.

"Baiklah, sekian saja dahulu," kata Citra. "Oh, yaa... sebelum pulang, silahkan Anda temui ibu Ros di ruang HRD. Beliau yang akan menerangkan hak dan kewajiban Anda sebagai karyawan training. Dan tanda tangani surat kontrak kerja yang disiapkannya," pungkas Citra.

"Baik, bu... Assalamu'alaikum," jawab pemuda itu.

"Wa'alaikumsalam," balas Citra.

Bila Jodoh Pasti Bertemu KembaliNovelet ini adalah karya Khairul Azzam Elmaliky. Novelet ini telah diterbitkan oleh DCU Book, Pengorbit Karya Fiksi Pembangun Akhlak, Semarang - Jawa Tengah. Azzam, adalah alumni Pondok Pesantren Karya Basmala Semarang, angkatan 2008. Lahir di Probolinggo, Jawa Timur, kini bermastautin di kota Pekanbaru, Riau. Sila berkenalan dengan karya-karya Azzam lainnya disini

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar