Bila Jodoh Pasti Bertemu Kembali - Episode 23

Mobil mewah New BMW series 6  itu berhenti di depan pintu gerbang rumah kediaman Pak Ilham.

Azzam yang mengenakan peci hitam dan baju koko putih turun dari mobil. Ia mendongak ke arah rumah. Hatinya diliputi perasaan takjub sekaligus  pertanyaan, ini rumah apa istana ?.

Orang pertama yang ia temui usai melewati gerbang besar adalah pak tukang bersih-bersih. Lalu mbok-mbok yang sedang menyirami bunga.

Azzam merasa senang melihat bunga-bunga itu melambai-lambai seakan menyambutnya kedatangannya dengan gembira. Ia seolah berada di kebun surga dengan bunga-bunganya yang cantik dan kewangiannya yang semerbak.

"Perkenalkan, pak.... mbok... Ini ustadz Azzam," kata Joko memperkenalkan Azzam kepada para pembantu.Tampak para pembantu menyambutnya dengan senang. Mereka terlihat sumringah dengan kedatangan Azzam. Mereka mempunyai sebuah harapan semoga dengan datangnya Azzam, rumah besar ini akan disinari kembali oleh cahaya agama.

"Para penghuni rumah ini ndak ada satupun yang shalat, ustadz. Dulu ada satu pembantu yang suka shalat namun lama-kelamaan terkena virus aras-arasen dan kini ndak pernah shalat lagi," jelas pak tukang bersih-bersih.

"Inggih ustadz, betul itu," sambung mbok Minah menguatkan perkataan pak tukang bersih-bersih.

"Masya Allah. Jadi di rumah ini ndak ada satupun yang shalat atau ngaji qur'an ?," tanya Azzam menggelengkan kepala prihatin.

"Inggih, ustadz," jawab para pembantu serempak, sebagian menampakkan wajah malu.

"Maka dari itu, pak... mbok... ustadz Azzam inilah nanti yang akan mengajari kita ngaji Al-Quran dan menjadi imam shalat berjamaah," jelas Joko seraya melihat ke arah Azzam meminta persetujuan. Azzam menyungging senyum seakan mengiyakan apa yang dikatakan oleh Joko barusan.

Sekali lagi pandangan Azzam merambah sekeliling rumah. Betul rumah ini mewah, megah, berkelas dan besar, namun dalam pandangannya tampak gelap mengerikan macam rumah angker yang menjadi sarang setan dan hantu-hantu. Itu lantaran penghuninya tidak ada yang shalat dan ngaji Al-Quran.

Betul rumah ini mewah, megah, berkelas dan besar, namun dalam pandangannya tampak gelap mengerikan macam rumah angker yang menjadi sarang setan dan hantu-hantu

***

Di dalam kamarnya, Citra sedang asyik menulis sebuah artikel arsitektur di blognya. Tema nya adalah tentang Rumah dengan konsep desain tropis.

Rumah dengan konsep desain tropis memang tengah booming belakangan ini karena sangat cocok diaplikasikan di Indonesia. Konsep hunian tropis dicirikan dengan desain hunian yang memiliki selasar yang cukup lebar, beratap miring, setiap ruangan memiliki bukaan memadai agar dapat memperoleh cahaya matahari serta sirkulasi udara yang baik.

Mewabahnya perumahan baru yang menerapkan konsep hunian modern tropis memang bisa dipahami. Pemanasan global telah menginspirasi arsitek dan pengembang untuk berinovasi dan menghadirkan hunian yang relatif adaptif dengan lingkungan. Karena itu, hunian dengan tema kembali ke alam pun banyak hadir di tengah-tengah masyarakat.

Rumah model ini secara cerdas memadukan arsitektur tradisional yang beradaptasi dengan iklim tropis dan dikembangkan sesuai kebutuhan dan tatanan hidup masyarakat modern. Bahkan arsitektur modern tropis bisa dikatakan simbol modernitas baru yang memiliki nilai estetika khas bangunan tropis yang modern. Yakni ramah lingkungan, trendi, keabadian model bangunan, baik dari segi desain maupun seni, serta benar dari aspek kebutuhan, iklim, fungsi, dan lingkungan sekitar.

Sirkulasi udara yang baik merupakan kunci untuk mendapatkan rumah tropis yang tak pengap dan panas. Artinya, rumah harus memiliki bidang yang ada lubangnya. Arah bukaan hendaknya menyilang terhadap ruangan. Dulu, orang sering menyediakan ventilasi bawah yang berjarak sekitar 20 cm dari lantai. Belakangan, cara ini mulai ditinggalkan. Padahal secara prinsip, ventilasi bawah sangat efektif menyejukka ruangan. Udara panas didesak ke atas hingga penghuni rumah tidak terlalu gerah.

"Supaya tidak menjadi jalan tikus, lubang ventilasi bawah itu bisa diberi kawat kasa," tulis Citra memberi solusi.

Masih menyangkut ventilasi, lanjut dia, luas bidang bukaan juga mempengaruhi panas tidaknya ruangan. Luas ruangan harus dipertimbangkan saat akan membuat jendela dan kisi-kisinya. Meskipun sebenarnya ada hitungan khusus untuk menentukan luas bukaan ventilasi,bisa dirata-rata bahwa setidaknya tinggi ventilasi sekitar 30 cm dan lebarnya disesuaikan dengan lebar jendela.

Jika memungkinkan bisa dipasang ventilator atap. Ini berguna untuk mengurangi panas ruang. Ventilator atap bekerja untuk memperlancar sirkulasi udara di bawah atap. Alat ini dipasang diatas plafon, tepat di bawah atap.

"Alat ini tetap diperlukan meskipun pada ruangan ber-AC. Jika tidak, AC akan bekerja lebih berat. Soalnya, hawa atas ruang sangat panas," lanjut Citra dalam tulisannya.

Selain pemasangan AC, kita juga bisa meletakkan tanaman di dalam rumah sebagai media penyejuk ruangan. Peletakan tanaman di dalam ruang juga dapat membantu penyegaran hawa dalam ruang. Oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada tanaman dijamin membuat ruangan terasa lebih sejuk pada siang hari. Tentunya, tanaman yang dipilih mestilah serasi dengan ruangan.

Citra berkonsentrasi melengkapi artikel blognya. Matanya tertuju sepenuhnya pada layar powerbook Apple warna peach itu. Dengan ditemani semug kopi susu dan sepiring donat kentang, yogurt blueberry, ia menuangkan idenya tentang hunian berkonsep tropis sebagai solusi menghadapi perubahan iklim akibat pemanasan global.

***

Ketika Citra sibuk menuangkan ide-ide cemerlangnya di blognya, Azzam membaca Al-Quran di dalam kamar Joko dengan suara agak keras. Sejak dahulu ia memang sudah terbiasa menyempatkan waktunya untuk ngaji Al-Quran setiap selesai shalat Maghrib atau Subuh. Kebiasaan itu kekal dilakukannya, dalam keadaan apapun dan di manapun. Sebab mendirikan shalat, membaca Al-Quran dan membaca zikir merupakan salah nutrisi jiwa yang lemah.

Jika rasa lemah menyerangmu
Isi jiwamu dengan kekuatan Al-Quran
Libas nafsumu, jangan kasih ampun
Nafsu selalu mengajakmu menuju kebinasaan

"Dan orang orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya..Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.

Katakanlah (kepada orang-orang Musyrik), “Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadahmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadah kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya ? karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)."1

Azzam juga terbiasa mengalunkan ayat-ayat suci Al Qur'an dengan irama qiraatus saba'ah.2

Dulu sewaktu nyantri ia belajar talaqqi3 pada Kiai Haji Mas Maksum di pesantrennya. Kiai Haji Mas Maksum pernah belajar di Cairo Mesir.Tepatnya di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, pada ulama besar bernama Syaikh Utsman Abdul Fattah.

Gurunya itu juga pernah belajar langsung pada  Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari' Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru Besarnya Para Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an di Mesir. Jadi tidaklah mengherankan jika Azzam mahir betul melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan irama qiraatus sab'ah.

1. QS.Al Furqan[25]:74-77
2. Tujuh nada bacaan qiraati Al-Quran.
3. Talaqqi : Belajar langsung face to face dengan seorang syaikh atau ulama.

Novelet ini adalah karya Khairul Azzam Elmaliky. Novelet ini telah diterbitkan oleh DCU Book, Pengorbit Karya Fiksi Pembangun Akhlak, Semarang - Jawa Tengah. Azzam, adalah alumni Pondok Pesantren Karya Basmala Semarang, angkatan 2008. Lahir di Probolinggo, Jawa Timur, kini bermastautin di kota Pekanbaru, Riau. Sila berkenalan dengan karya-karya Azzam lainnya disini