The Adventure of Tono and Tini

game controler
Ada sebuah pepatah dari nagri bule di barat sana yang berbunyi: "Love is Blind".

Karena ini pepatah dari nagri bule, tentu mesti bin harus ditranslate dulu.

Naaaahh. menurut titah dari Kangmas Raden Tumenggung Kyai Google Translate Joyoroyo (yang mutu terjemahannya kadang lebih mirip bahasa alien), Love is blind itu berarti: Cinta itu buta (Ups!, kali ini si Kangmas Raden lagi waras rupanya).

Ini bukanlah berarti bahwa si Cinta menderita penyakit Katarak level akut, lho... makanya jadi buta begitu (kalau iya, kasihan dunks, si Rangga).

Cinta itu buta adalah sejenis bahasa metafora yang dengan cerdas menggambarkan terkadang betapa tidak masuk akalnya alasan-alasan yang mendasari seseorang jatuh cinta.

Ada juga istilah lainnya yang juga dengan tepat menggambarkan absurdnya Cinta. Itu adalah seperti yang dinyanyikan oleh biduan remaje dari negeri jiran, Aghnez Nakberkahwin dalam lagunya "Tak Ade Logik".

Blind and Out of Logic. Itulah Cinta.

Dan itu jualah yang dilakoni oleh tokoh utama kita kali ini. Tono dan Tini.

Sebenarnya saya ingin mencari nama yang lebih bagus untuk tokoh utama dalam cerpen ini. Tapi berhubung draft Cerpen ini dibuat waktu tanggal tua dimana kuota internet tinggal sisa-sisa, maka saya tidak bisa browsing artikel tentang "Nama-nama Cantik untuk Bayi Anda dan Artinya". Oleh karenanya saya pakai saja nama-nama yang terlintas di benak saya saat itu. Kebetulan nama yang langsung terlintas adalah nama Tono dan Tini. Harap maklum. — pen

Tono adalah anak orang kaya. Bapaknya pejabat merangkap pengusaha. Ibunya ketua pekaka. Rumahnya bak istana. Mobilnya ada lima. Pembantunya juga lima. Rekening Banknya berjuta-juta. Kemana-mana pakai Kawasaki Ninja. Namun sayang disayang, muka dan body nya mirip gorila.

Tapi Gorila yang kaya raya.

Sedangkan Tini berasal dari keluarga sederhana. Bapaknya guru esemka. Ibunya i-er-te biasa. Rumahnya masih sewa. Saudaranya ada lima. Motornya ada dua. Dan paling nggak suka dibilang keluarga du'afa (yaa, iyalaahh... du'afa kok, punya motor dua?).

Meskipun berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Tini punya modal cetar membahana!.

Wajah cantik dan body semlohay.

Raisa sama Raline Shah saja kalah.

Mungkin itu (mungkin juga bukan) yang membuat Tono jatuh cinta kepada Tini.

Padahal kalau dilihat-lihat baik dari depan, dari belakang, maupun dari samping, kalau Tono dan Tini lagi jalan bareng, maka orang yang menengoknya seketika teringat kepada film kartun Disney yang berjudul "Beauty and The Gorilla".

Sebagian orang terheran-heran, sebagian bingung, sebagian lagi mengurut dada dan sebagian besar langsung muntah-muntah kejang (padahal nggak minum kopi campur sianida).

Dan seperti yang telah disebut diatas (kalau lupa, nggak usah malu-malu, scroll lagi aja keatas). Harta kekayaan bisa membuat perbedaan besar. Orang Medan bilang: "Hepeng atur negara do!".

Mungkin faktor hepeng inilah (mungkin juga bukan) yang membuat Tini setuju menjadi pacar Tono.

Tapi lupakan sajalah dulu soal Ashbabun Nuzul kisah cinta Tono dan Tini. Serahkan saja urusan itu kepada Komnas HAM. Toh, mereka memang paling suka ikut campur mengurus urusan yang tidak penting diurus.

Mari kita kembali ke laaap.... top! (izin pakai quotenya, yaa... mas Tukul).


***


Suatu hari di malam minggu yang cerah, Tono dan Tini duduk berduaan di bawah pohon Kamboja dalam Komplek Pemakaman Umum Kelurahan Sukamendesah.

Mungkin ada yang merasa aneh, ini orang berdua, kok bisa-bisanya kencan di kuburan?, di bawah pohon Kamboja lagi?. Apa nggak ada tempat lain?.

Jangan su'udzon dulu... jangan piktor dulu... jangan bertingkah macam gerombolan kadal gurun yang suka merasa paling suci... merasa paling benar... merasa paling berhak menghakimi... semua ada penjelasannya n' sebenarnya simpel saja, kok...

Begini ceritanya:

Tadinya Tono dan Tini pacaran di Taman Kota. Itu adalah sebuah lokasi yang kalau siang dijadikan tempat kongkow-kongkow warga karena tempatnya memang nyaman dan sejuk sebab banyaknya pohon-pohon rimbun menaungi. Pagi dan sore hari Taman Kota itu diramaikan oleh aktivitas warga seperti lari mengelilingi taman, senam aerobik, jalan-jalan santai atau hanya sekedar duduk-duduk di bawah pepohonanan sambil menyaksikan keriangan anak-anak yang bermain-main di rerumputan.

Tapi begitu malam hari tiba, Taman Kota itu berubah menjadi tempat kencan favorit anak-anak muda karena suasana tempatnya yang remang-remang. Bukannya nggak ada lampu penerangan, tapi bola lampunya secara misterius sering menghilang tanpa jejak. Begitu diganti, hilang lagi!. Diganti lagi, hilang lagi!. Begitu seterusnya.

Sehingga bukan hal yang aneh bila kita menyaksikan banyak pasangan kencan yang duduk di bawah pohon dan hanya kelihatan siluetnya saja. Karena gelapnya, sering ada bayangan yang dari jauh kita kira cuma satu orang, ehhh... begitu di dekati tahunya berdua!. Sering ada rumpun bunga yang suka goyang-goyang sendiri, padahal nggak ada angin. Begitu di dekati tahunya ada kucing teruk nak berkahwin!.

"Meooong... meooong," begitu kata si kucing betina sambil merapikan roknya.

Nah, seperti kebanyakan anak-anak muda umumnya, malam itu, Tono dan Tini juga pacaran disana. Duduk berduaan diatas rerumputan di pojokkan yang agak gelap. Ngobrol ngalor-ngidul, ngetan-ngulon, ngarep-ngisor, pokoknya mesra abiss!.

Satu-satunya gangguan mungkin cuma datang dari tukang rokok atau tukang teh botol atau tukang kacang goreng yang gigih menawarkan jualannya.

Sebenarnya, sehh... itu bukan gangguan yang berarti. Tapi nggak enak aja rasanya ngeliat si tukang rokok atau si tukang teh botol atau si tukang kacang goreng yang nongkrong di depan kita dan nggak mau pergi biarpun sudah kita bilang nggak mau beli jualannya. Diusir juga nggak mau pergi. Benar-benar super sekali! (Mario Teguh Mode On).

Terpaksalah kita beli juga jualannya. biar dia-dia orang cepat pergi. Tapi sialnya, harga dagangan mereka ngegetok abiss. Rokok yang di warung yang biasanya cuma 18 ribu, ditagih 25 ribu. Teh botol yang biasanya cuma 5 ribu, dibikin 10 ribu. Kacang goreng yang rasanya keasinan dan sudah lembek, diminta 5 ribu!. Benar-benar super sekali!!.

Tapi sudahlah. Ini Cerpen lagi bercerita tentang Tono dan Tini. Bukan mau cerita tentang pengalaman pribadi.

Jadi, ketika Tono dan Tini sedang mesra-mesranya kencan, tiba-tiba hape Tono yang merk nya Samsung Galaxy S7 Edge (beli cash, nggak pake inden) berbunyi.

"Hallo....," kata Tono kepada si penelepon di seberang sana.

Mohon maaf, pembaca. Berhubung Tono tidak mengaktifkan mode loudspeakernya, maka kita cuma bisa membaca pembicaraan satu arah saja. Harap maklum, yaa... — pen

".........."

"Lagi di Taman Kota," jawab Tono.

".........."

"Sama cewek gue, dunks..., Lu sendiri lagi dimana?," jawab Tono sambil balik bertanya.

".........."

"Makanya lu kesini aja. Ntar kita jalan bareng," kata Tono.

".........."

"Haaahh... yang bener?," tanya Tono takjub.

".........."

"Anjrit!. Kagak bisa!. Gue juga mesti dapet!. Enak aja, lu doang yang bisa," ujar Tono.

".........."

"Kagak bisa!. Lu blom menang, bro... perjanjiannya, kan... kalo dalam waktu 1x24 jam gue nggak dapet barang yang sama, baru dihitung kalah," kata Tono membantah.

".........."

"Iyaa... iyaa... liat aja nanti. Biar gimana juga caranya, gue pasti dapet. Liat aja besok, gue bakal liatin BB nya ama lu," ujar Tono berapi-api. (BB: Barang Bukti —pen)

".........."

"Okeeee... met hepi-hepi aja, bro," kata Tono sambil memutuskan pembicaraan via hapenya.

"Itu tadi dari siapa, bang?, tanya Tini penasaran.

Seperti Anda semua, pembaca, Tini juga tidak tahu siapa dan apa saja yang dikatakan orang yang menelepon Tono. Makanya dia bertanya begitu. No Offense. — pen

"Dari Juned," jawab Tono singkat sementara jarinya sibuk menyentuh-nyentuh layar hape Samsung Galaxy S7 Edge nya (sekali lagi, beli cash dan nggak pake inden).

Bibir Tono yang memang sudah lebar menyunggingkan senyum yang semakin lebaaarrr... saat layar hapenya menampilkan sebuah aplikasi yang sedang dalam proses loading. Beberapa detk kemudian dari loudspeaker hape Tono terdengar nada pembuka tanda sebuah aplikasi telah ready on. Dan aplikasi itu adalah....

(Jangan malu-malu, silahkan klik halaman selanjutnya — pen)

123456

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar