Ia siap mengajar privat ngaji. Tetapi ketika teman sekaligus sahabatnya itu sudah menyinggung-nyinggung masalah gaji, maka ia khawatir tekadnya dalam bekerja untuk beribadah tiba-tiba luntur.
Ia paling tidak suka bila ibadah bisa dibeli dengan uang. Ibadah tidak bisa disogok dengan rupiah. Itulah prinsip yang selama ini selalu teguh dipegangnya.
Allah swt berfirman di dalam Al-Quran :
"Katakanlah (Muhammad) : "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan. Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat".1
"Gajinya besar lho, kang," kata Joko mengulangi pemberitahuannya seakan hendak membujuk Azzam.
"Kata Pak Ilham sampeyan akan digaji 10 juta per bulan. Bayangkan jika sampeyan kerja satu tahun dikalikan 10 juta ?. Bandingkan honornya jika sampeyan ngajar di pondok," lanjutnya.
"Betul juragan sampeyan itu kaya. Sugih. Bisa membayar orang berjuta-juta. Mungkin dia juga bisa membayar pembunuh atau pelacur kayak artis Kalimantan itu. Sementara dia ndak shalat, ndak bisa ngaji Al-Quran, dan mungkin juga ibadah-ibadah lainnya meski ia sudah haji." ujar Azzam dengan sengit.
Napasnya naik turun bagai ombak di lautan. Ia paling tidak suka membahas masalah uang bila disandingkan dengan ibadah."Dia haji bukan karena merasa dipanggil oleh Allah. Tapi ia bisa haji karena banyak uang. Bisa membayar agen Travel Haji agar dirinya bisa segera mendapat kuota haji. Tapi lihat saja nanti ketika dia mati, saat berada di dalam kubur, bisa ndak dia menyogok malaikat !."
"Yooo... ndak bisa tho, kang," jawab Joko berusaha kalem sambil tersenyum kecut.
"Wis saiki ngene wae. Apa juragan sampeyan itu memang betul-betul ingin belajar cara membaca Al-Quran dengan sungguh-sungguh dan niat karena Gusti Allah ?," tanya Azzam tegas.
"Jarene koyo ngono, kang," Joko mengangguk. Ia paham betul bagaimana jika Azzam marah. Meski marah,namun marahnya tidak sampai emosi tingkat tinggi. Ia kalau sudah selesai,maka marahnya akan mereda. Seperti hujan yang meski selebat dan selama apapun pasti akan reda. Ada panas ada hujan. Tidak pernah ia melihat Azzam marah sampai berhari-hari atau sampai tidak saling tegur sapa.
"Yo wis. Yen ngono, aku setuju. Hitung-hitung jihad menolong menyelamatkan seorang hamba Allah dari Murka-Nya," kata Azzam setuju.
"Matur nuwun, kang !," ujar Joko berulang-ulang dengan suka cita.
Yah, walaupun niat utamanya menawarkan posisi sebagai guru ngaji privat pak Ilham adalah untuk memberi bantuan pekerjaan kepada sahabatnya itu, tapi ia juga berharap jika berhasil dan pak Ilham puas dengan hasilnya, maka konditenya akan naik di mata majikannya itu.
***
Sementara itu di kediaman pak Haji Ilham, tampak pak Haji, istrinya, bu Hajjah Astrid dan putri mereka, Citra sedang asyik bercengkerama di depan televisi di ruang keluarga.
Layar televisi LED berukuran raksasa itu tengah menayangkan berita.siang tentang Petugas Pemantauan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang melihat asap putih keluar dari kawah Gunung Bromo.
Hal itu menandakan aktivitas Gunung Bromo pagi hari ini berbeda dengan aktivitas sebelumnya. Sekitar pukul 07.30 WIB asap putih dikeluarkan oleh Gunung Bromo mengarah ke barat. Asap yang dikeluarkan pada pagi hari ini tidak seperti biasanya yang berwarna kelabu. Status Gunung Bromo saat itu masuk dalam level waspada, karena aktivitas kegempaan yang tidak seperti biasanya.
Diberitakan pula, meskipun dengan adanya kejadian ini, Gunung Bromo belum ditutup bagi para wisatawan, hanya saja jumlah pengunjung dibatasi. Petugas juga menghimbau para wisatawan agar tidak naik kepuncak Gunung Bromo. Tetapi jika hanya ingin menyaksikan sunrise di penanjakan, sunset di air terjun, danau, savanna, serta lautan pasir belum ada larangan.
Meningkatnya aktivitas Gunung Bromo yang terletak di Kabupaten Probolinggo membuat suku tengger yang mendiami wilayah itu mulais was – was. Untuk itu mereka pun menggelar acara tradisi Mayu Desa yang berlangsung di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Tradisi Mayu Desa atau ruwatan desa ini bertujuan untuk menentramkan Dewa-dewa penjaga kawasan Gunung Bromo itu di ikuti puluhan warga suku tengger dengan mengarak sesaji dan hasil Bumi.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun," ucap Pak Ilham.
"Lhoo... kok bilang innalillahi, Bah ?," tanya Bu Hajjah kaget mendengar suaminya mengucapkan istirja'.
"Ini kan ujian dari Allah, bu ?," ujar Pak Ilham. "Orang-orang Tengger itu sedang diuji oleh Allah. Gara-gara Bromo meletus, mereka terancam gagal panen."
"Biarpun begitu, untuk apa bilang "Innalillahi" segala. Bukannya mereka orang Hindu. Orang kafir !," sengit Bu Hajjah dengan memasang muka tak senang.
"Meskipun mereka orang Hindu, mereka tetap saudara kita sebangsa setanah air. Sama-sama manusia. Sama-sama ciptaan Allah. Yaa... mereka memang tidak seiman dengan kita. Tetapi bukan berarti kita boleh tidak perduli terhadap musibah yang menimpa mereka.
Manusia itu hidupnya bukan hanya berurusan dengan Tuhan saja, tapi juga berurusan dengan sesama manusia. "Hablum minallah wa hablum minannas"
Manusia itu hidupnya bukan hanya berurusan dengan Tuhan saja, tapi juga berurusan dengan sesama manusia. "Hablum minallah wa hablum minannas". Nah, "nas" disini artinya manusia dalam arti luas. Bukan hanya sesama muslim tapi juga non muslim. Ngerti, tho, bu ?," jelas pak Ilham panjang lebar.
Bu Hajjah Astrid hanya mengangguk, meskipun dalam hatinya terheran-heran. Sejak kapan si Abah jadi pintar ceramah ?, tanyanya dalam hati.
"Keadaan mereka yang non muslim itu justru seharusnya menjadi tantangan bagi kita yang telah memeluk agama Islam. Tantangan itu adalah untuk menerima dengan tulus hati semua ajaran Allah yang telah diturunkan melalui Rasulullah Muhammad saw.
Hal ini karena adakalanya, kita sering mengeluh tentang agama ini. Kita sering bertanya, "kok, aturannya seperti ini ?. Kok, aturannya seperti itu?, Kok, rasanya aturannya ribet sekali ?". Pertanyaan-pertanyaan seperti itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Meski demikian, apabila terlalu lama tanpa jawab akan dapat menggoyahkan keyakinan kita kepada Allah dan rasul-Nya.
Surah Al-Kafirun. Ayat 1–6, bercerita tentang sikap seharusnya seorang muslim kepada orang yang berbeda agama dan keyakinan. Kita tidak boleh mencampur adukkan tata cara kehidupan kita dengan ajaran agama orang lain. Toleransi dalam kehidupan bermasyarakat boleh, bahkan dianjurkan. Tetapi kalau urusannya menyangkut Aqidah, sudah ada garis pemisah yang tegas. "Lakum diinukum wa liya diin !".2
Lalu di dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda,
"Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata ; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw : Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah ?. maka beliau bersabda: Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)."3
Jadi kita tetap harus toleransi pada saudara kita, meski berbeda agama, bu" tukas pak Ilham mengakhiri "ceramahnya".
Pak Ilham mencoba menjelaskan dengan semampunya. Bu Hajjah mendengarkan dengan seksama. Meskipun, sekali lagi - ia masih kebingungan, sejak kapan suaminya jadi pintar ceramah ?. Pikirannya mengingat-ingat apa saja sarapan yang mereka santap pagi tadi. Mungkin itulah penyebabnya. Sementara Citra menatap lurus ke arah layar televisi seolah tidak mendengar penjelasan dari ayahnya.
Usai menyiarkan berita tentang Gunung Bromo, paska iklan, Televisi menayangkan beita tentang hilangnya Pesawat jenis Twin Otter milik maskapai Aviastar yang terbang dari Bandara Andi Djemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Pesawat dikabarkan hilang kontak 11 menit setelah take off. Saat itu tim dari Basarnas yang dibantu oleh TNI tengah mempersiapkan pencarian lewat darat dan udara.
Berita demi berita silih berganti menghiasi layar kaca televisi. Pak Ilham tampak menikmati benar acara siaran berita itu yang menurutnya perlu untuk untuk menambah dan memperluas wawasan agar kita menjadi manusia yang up to date, bukan manusia ketinggalan berita atau manusia kedaluwarsa apalagi jadi manusia picik bak katak dalam tempurung akibat sempitnya pengetahuan dan wawasan.
Sekian lama menatap televisi yang menayangkan acara berita, mata bu Hajjah Astrid mulai berkunang-kunang. Mulutnya tanpa sengaja melebar menguarkan kuap yang menandakan kebosanan.
"Yen britane wis rampung. Ganti sinetron ae, bah," ujarnya.4
Bu Hajjah memang penggemar berat sinetron. Dari sejak mudanya Bu Hajjah selalu up to date tentang sinetron. Mulai sinetronnya Ayu Azhari dan Cok Simbara hingga sinetron super panjang, Tersanjung yang dibintangi oleh Lulu Tobing sampai-sampai Lulu Tobing pensiun dan digantikan oleh Jihan Fahira.
Entah kemana kini para pemain sinetron top itu tak lagi menampakkan batang hidungnya. Jihan sibuk mengurusi rumah tangganya. Ia sekarang duduk manis. Apalagi suaminya sibuk menjadi wakil rakyat. Begitu juga Lulu Tobing yang telah menjadi menantu keluarga Cendana mengikuti jejak menantu keluarga cendana yang lain seperti Mayangsari dan Rika Calebout.
Jadi jika ada orang atau tetangga bertanya tentang sinetron maka dengan cepat dan tepat Bu Hajjah Astrid akan langsung menjawab. Maka saat siaran berita sudah habis, Pak Ilham beringsut dari tempat duduknya menuju ke kamar tidur. Sementara Citra menuju kamarnya sendiri. Sehingga hanya tinggal Bu Astrid sendirian di ruang keluarga.
Lalu di layar tampak judul sinetron India "Uttaran".
Hati Bu Astrid girangnya bukan main seakan menyambut pujaan hatinya datang. Ia tak sabar menanti kisah lanjutan Tapassya dan Icha. Usai musik pembuka, maka tampaklah di layar kaca Icha menangis seorang diri, sementara Tapassya menikah dengan mantan calon suami Icha, Veer Singh.
Bu Hajjah memperbaiki duduknya. Seluruh konsentrasinya dicurahkan ke layar televisi, sementara tangannya menggamit cemilan di pring kecil diatas meja. Namun konsentrasinya seketika buyar saat merasa tangannya yang menggamit cemilan terasa hampa. Matanya melotot melihat piring kecil itu ternyata telah kosong.
"Bi Minaaaaaahhhhh.....!!!."
1. QS.Al An'am[6]:90.
2. QS Al Kafirun (109:6) : Untukmu agamamu, untukku agamaku
3. HR Bukhari dari Ibnu Abbas
4. Kalau (acara) beritan sudah selesi, ganti (dengan acara) sinetron saja, pak
2. QS Al Kafirun (109:6) : Untukmu agamamu, untukku agamaku
3. HR Bukhari dari Ibnu Abbas
4. Kalau (acara) beritan sudah selesi, ganti (dengan acara) sinetron saja, pak
Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.
0Komentar
Maaf, Hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link iklan ilegal akan kami hapus. Terima kasih. (Admin)