TTM : Teman Tapi Merepotkan (part 1)

cewek nembak cowokKali ini saya ingin menceritakan sebuah kisah yang terjadi bertahun-tahun yang lalu. Kisah ini terjadi ketika lagu TTM (Teman Tapi Mesra) yang dibawakan oleh grup musik Ratu, yang digawangi oleh Maia dan Mulan sedang tenar-tenarnya (waktu itu Mulan baru jadi selingkuhannnya Ahmad Dhani).

Lalu, hanya kebetulan saja jika kemudian saya teringat cerita ini ternyata berhubungan dengan perayaan Valentine day's.

Secara pribadi, meski saya tidak memiliki simpati sedikitpun terhadap aksi-aksi anarkis FPI, tapi untuk satu hal, saya setuju dengan fatwa mereka bahwa ikut merayakan Valentine day's bagi kaum muslimin itu hukumnya Haram !.

Namun meskipun begitu, disini saya tidak akan membahas kenapa dan mengapa serta apa dalilnya ikut merayakan Valentine day's bagi kaum muslimin itu hukumnya haram. Jika Anda juga kaum muslimin dan merasa penasaran, silahkan bertanya kepada ustadz atau kyai yang Anda kenal. Dan setelah mendapat penjelasan kenapa, mengapa dan apa dalilnya, kemudian Anda tetap bersikukuh ikut-ikutan merayakan Valentine day's, yaa... silahkan saja. Toh... akibatnya Anda juga yang akan menanggungnya kelak.

Baiklah, tanpa berpanjang lebar lagi, kita mulai saja kisahnya.

Suatu hari saya kedatangan seorang teman, mantan anak buah saya yang saat itu sudah jadi bapak buah (di perusahaan lain). Tentu saja saya gembira menyambut kedatangannya, karena selain sudah lama tidak bertemu, dia juga menyimpan kesan yang sangat baik ketika masih jadi anak buah saya.

Setelah basa-basi menanyakan keadaan masing-masing, dia pun mengatakan maksud kedatangannya. Ternyata kedatangannya adalah untuk menceritakan suatu permasalahan yang tengah menimpanya dan dia ingin meminta pendapat atau solusi dari saya. Singkatnya, dia mau curhat. smile skype icon

Ceritanya, suatu kali dia berkenalan dengan seorang cewek yang katanya, lumayan cantik dan lumayan tajir. Seperti yang sudah bisa ditebak, si cewek "jatuh hati" kepadanya (kita panggil saja si cewek itu Chintya, karena biasanya seperti itulah nama cewek anak orang-orang kaya). Bagi saya kasus mantan anak buah saya ini "ditaksir" cewek, itu sudah lumrah. Karena penampilan dia memang lumayan mendukung.

Selain badannya yang tinggi atletis, wajahnya cukup ganteng, mirip tampang aktor Rio Dewanto (wajah Rio yang sedang in action, lho... bukannya yang baru bangun tidur). Untung saja dia tidak berbakat jadi "Playboy cap buaya nungging" atau seperti bang Thoyib yang menyebar istri dimana-mana, kalau tidak... entah sudah berapa banyak cewek yang jadi korbannya.

Namun aneh bin ajaibnya, jika bagi kebanyakan cowok, ditaksir cewek cantik bin tajir mungkin seperti kejatuhan rezeki nomplok, tapi bagi dia (kita panggil saja dia "Ryo" karena wajahnya yang mirip Rio Dewanto) justru membuatnya merasa galau tingkat dewa !. Saking galaunya sehingga dia merasa perlu mendatangi saya.

Usut punya usut, selidik punya selidik, akhirnya saya mengerti penyebab kegalauannya yaitu dia ternyata memiliki perasaan introvert (rendah diri) saat berhadapan dengan Chintya. Saya mengangguk faham ketika dia menceritakan situasi canggung yang dirasakannya setiap kali mereka bertemu.

Sebagai sesama lelaki, saya mengerti perasaan galau yang melandanya setiap kali dia dan Chintya bertemu. Bagaimana tidak galau ?, jika Chintya datang dengan mengendarai mobil Honda Jazz, dia cuma memakai motor Honda Supra Fit yang kreditnya saja belum lunas. Jika Chintya biasa makan di Cafe atau Resto, dia cuma sanggup makan di kedai nasi ampera (itupun nyari yang bisa kasbon).

Pokoknya, semua yang dilakukan dan dikenakan Chintya menunjukkan ketajirannya, sebaliknya semua penampilannya menunjukkan kedhu'afaannya. Singkat kata, kalau dibandingkan, kelas Chintya adalah kelas Starbuck Coffee, sedangkan kelas Ryo adalah kelas kedai kopi kaki lima di pinggir jalan.


Tapi seperti yang pernah dinyanyikan oleh artis Agnes Monica : Cinta terkadang memang tak ada logika, apa yang secara logis tidak mungkin terjadi ternyata bisa terjadi. Rupanya Chintya tidak main-main dengan perasaan "naksirnya"


Tapi seperti yang pernah dinyanyikan oleh artis Agnes Monica : Cinta terkadang memang tak ada logika, apa yang secara logis tidak mungkin terjadi ternyata bisa terjadi. Rupanya Chintya tidak main-main dengan perasaan "naksirnya". Dari seorang teman yang jadi mak comblang Chintya, mantan anak buah saya itu mendapat bocoran bahwa Chintya akan menyatakan perasaan cintanya alias akan "menembak" dia tepat pada hari Valentine !.

Maka makin gemetaranlah dia. smile skype icon

Memanglah... cewek-cewek jaman sekarang, gumam saya sambil tersenyum geli. Benar-benar jauh berbeda, terbalik 180° dengan perilaku nenek-nenek mereka. Kalau dulu lazimnya cowok yang menyatakan perasaannya pada sang cewek, dan bila ada yang berbuat sebaliknya akan disebut cewek gatal atau tidak tahu adat, tapi jaman sekarang banyak cewek yang justru nekad "nembak" duluan, dan orang menganggapnya biasa saja.

Dengan mengiba-iba, Ryo pun bertanya kepada saya apa yang harus dilakukannya ?.

Lagi-lagi saya tersenyum geli, karena jika menurut logika saya, masalah yang dia alami sesungguhnya sangat mudah diselesaikan. Tapi saya juga maklum, mungkin karena saking galaunya akibat perasaan introvert yang melandanya, membuat daya berfikir logisnya mendadak macet. Dengan intonasi suara sebijak mungkin saya berkata kepada dia,

"Problem kamu ini sebenarnya sangat gampang sekali diselesaikan. Masalahnya bukan soal apakah cewek yang naksir kamu itu anak orang kaya, atau punya mobil atau hobby shopping atau penampilannya "waaah...", atau yang lain-lainnya. Masalah sebenarnya ada pada diri kamu sendiri."

"Maksud abang bagaimana ?," tanyanya tidak mengerti.

"Maksud saya, kamu tahu bahwa cewek itu naksir berat sama kamu dan dia tidak perduli dengan keadaanmu. Buktinya dia tetap mau sama kamu. Dan bukti lainnnya adalah kamu dengar pada hari Valentine besok, dia mau memberi kamu hadiah sekaligus akan "menembak" kamu. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan kamu sendiri ?!," kata saya menjelaskan yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

"Bagaimana dengan saya sendiri ?," tanyanya mengulang pertanyaan saya..

"Ya...!," tegas saya. "Bagaimana dengan kamu sendiri ?. Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri ?. Apakah kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan dia ?. Apakah kamu juga menyukai dia tanpa perduli siapa dia ?, seperti dia yang tidak perduli siapa kamu ?. Apakah kamu juga punya keberanian menerima cintanya, seperti dia yang berani menyatakan cintanya ?," lanjut saya melontarkan pertanyaan bertubi-tubi.

Mendengar pertanyaan saya yang bertubi-tubi itu, dia terpekur menatap lantai. Keningnya berkerut seakan tengah berfikir keras jawaban seperti apa yang harus dia berikan atas pertanyaan saya. Setelah sekian lama, dia menengadah dan berkata,

"Entahlah, bang...," katanya. "Mungkin ini sebabnya saya menjadi bingung. Saya sendiri belum tahu sepasti apa perasaan saya kepada dia. Kalau dilihat dari keadaan masing-masing, jelas kami bukanlah pasangan yang seimbang. Mungkin inilah yang selalu mengganggu perasaan saya kepadanya."

"Kalau begitu, pastikanlah dulu perasaan kamu kepada dia, baru kamu putuskan, menerima atau menolak perasaannya. Dan jangan berfikir macam-macam, jaman sekarang sudah bukan hal yang aneh kalau ada cewek nembak cowok duluan. Lagipula, nggak ada ruginya, kok... punya pacar tajir," ujar saya menasihati.

Dia pun bangkit dan mengucapkan terima kasih atas nasihat serta solusi yang saya berikan, lalu berpamitan untuk pulang.

Beberapa hari kemudian, tibalah hari Valentine. Saya menunggu dengan penuh minat kabar apa yang akan disampaikan oleh mantan anak buah saya itu. Malamnya, sekitar jam setengah sebelas malam sebuah SMS masuk dari dia,

#Terima kasih, bang. Kami sudah jadian.

Saya pun membalas SMS-nya.

#Baguslah. Selamat, yaa...

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar