Bila Jodoh Pasti Bertemu Kembali (Episode 27)

strawberryBegitu juga dengan Allah.

Ada orang yang luar biasa pintar dalam masalah duniawi, rumus, jurnal ilmiah, penelitian, cara mencapai omzet besar dalam waktu singkat.

Tetapi ia malah jadi bingung ketika istrinya bertanya kepadanya, "apa itu istihadhah ?". Tambah bingung lagi ketika anaknya bertanya "Ayah, benarkah tangan Allah semuanya kanan ?, gimana tu, yah...?."

Begitu juga dengan Pak Ilham Sutanto.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam pernah bersabda,

"Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat". 1.

Padahal dunia hanya sementara sekali, ibaratnya orang yang melakukan perjalan panjang, kemudian istirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Ia teringat kata bijak Jim Rohn, 2.

"Biarkan yang lain memiliki hidup yang kecil, tapi kamu tidak. Biarkan orang lain memperdebatkan hal-hal kecil,tapi kamu tidak. Biarkan orang lain menangisi luka-luka kecil ,tapi kamu tidak. Biarkan orang lain menggantungkan masa depannya pada orang lain,tapi kamu tidak."

Dan mungkin inilah yang dijelaskan dalam hadist Nabi Saw tentang hilangnya ilmu pengetahuan. Dicabutnya ilmu terjadi dengan diwafatkannya para ulama. Dijelaskan dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, beliau berkata,

"Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,‘Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain." 3.


Ilmu senantiasa terus berkurang, sementara kebodohan semakin banyak, sehingga banyak orang sekali yang tidak mengenal kewajiban-kewajiban dalam Islam


Ilmu senantiasa terus berkurang, sementara kebodohan semakin banyak, sehingga banyak sekali orang yang tidak mengenal kewajiban-kewajiban dalam Islam.

Diriwayatkan dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Islam akan hilang sebagaimana hilangnya hiasan pada pakaian sehingga tidak diketahui lagi apa itu puasa, tidak juga shalat, tidak juga haji, tidak juga shadaqah. Kitabullah akan diangkat pada malam hari hingga tidak tersisa di bumi satu ayat pun, yang tersisa hanyalah beberapa kelompok manusia. Kakek-kakek dan nenek-nenek, mereka berkata, "Kami men-dapati nenek moyang kami (mengucapkan) kalimat ini, mereka mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah', maka kami pun mengucapkannya. Lalu Shilah berkata kepadanya, "(Kalimat) Laa Ilaaha Illallaah tidak berguna bagi mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui apa itu shalat, tidak juga puasa, tidak juga haji, dan tidak juga shadaqah". Lalu Hudzaifah berpaling darinya, kemudian beliau mengulang-ulangnya selama tiga kali. Setiap kali ditanyakan hal itu, Hudzaifah berpaling darinya, lalu pada ketiga kalinya Hudzaifah menghadap dan berkata, “Wahai Shilah, kalimat itu menyelamatkan mereka dari Neraka (sebanyak tiga kali)." 4.


***

"Hahaha...!!!. Sampeyan itu bisa saja, kang," Joko tertawa seperti melihat seekor monyet naik motor-motoran di sirkus, ketika Azzam menceritakan tentang surat Mou yang diberikan oleh Pak Ilham kepadanya.

"Lha, iya... kan, Jok ?. Orang kaya itu memang suka nganeh-nganehi. Privat ngaji pakai surat Mou. Lantas, nikah juga pakai surat Mou ?, cerai juga pakai surat Mou untuk membagi harta gono-gini ?. Mungkin mati juga nanti mesti pakai surat Mou?," ujar Azzam blak-blakan.

"Hahahaha...!!!," Joko tertawa lebih keras kayak anak kecil yang dikasih mainan boneka lucu oleh orang tuanya.

"Mugo-mugo Gusti Allah tidak mentakdirkan aku punya mertua atau jadi menantunya orang seperti itu, Jok.... soalnya lek aku punya  mertua kaya dan tidak ngerti agama kepiye dengan anakku kelak punya mbah kayak gitu ?, terus lek nikah sama anaknya nanti juga harus pakai Mou !," ketus Azzam.

"Tapi, mbak Citra itu cantik, kan... kang ?," goda Joko." Pasti sampeyan jatuh hati juga, tho... sama mbak Citra?."

Azzam diam. Gerahamnya mengatup dengan rapat bagai pintu penjara. Hatinya tidak memungkiri atau membantah bahwa gadis yang menegurnya kemarin itu memang cantik. Senyumannya nyaris membuat iman dan jiwa Azzam oleng. Suaranya nyaris mengguncangkan cinta Azzam kepada Allah.

Ah, kalau saja ia tidak punya iman yang tebal. Mungkin saja iman itu sudah jatuh laksana pesawat yang nyungsep ke jurang.

Meskipun demikian, jauh di dalam lubuk hatinya, ia juga tidak bisa memungkiri kalau suatu hari nanti ia mungkin jatuh hati pada gadis berkulit putih itu. Sebab selama ini atau sejak putus hubungan dengan Halimah, ia tidak pernah lagi jatuh hati pada gadis lain. Dan ia juga berazam tidak akan mencintai gadis lain.

Hanya saja, ia tidak akan asal-asalan me labuhkan cintanya pada gadis lain. Ia terlebih dulu akan mempelajari bagaimana akhlak dan nasab gadis itu sebelum dijadikan istrinya. Mengenang usianya kini bukan remaja belasan tahun lagi. Sudah 30 tahun !. Usia yang sudah telah matang untuk membina rumah tangga. Usia yang sudah pas untuk menikah.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba - hamba sahayamu yang perempuan.Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas pemberianNya lagi Maha Mengetahui." 5.

Allah telah menjelaskan dalam Al-Quran agar para bujang yang telah mampu bersegera menikah. Tapi Azzam belum menikah bukan karena ia belum mampu secara ekonomi. Pemuda itu sebenarnya sudah menyiapkan modal untuk menikah dari hasil kerjanya selama ini. Dan kalau ia mau ia bisa saja bekerja di sebuah madrasah Aliyyah sebab ia merupakan lulusan S1 Jurusan Dakwah dan Komuni kasi UIN Suka Jogjakarta. Tapi  saat ini fokus utama Azzam adalah mengajar, menyebarkan ilmu pada masyarakat luas.

"Ah, nggak mungkinlah. Aku tuh, Jok, yaaa... sadar siapa aku ini," jawab Azzam dengan memasang muka serius. Ia paling tidak suka membicarakan tentang makhluk yang bernama perempuan. Selain membicarakan orang lain, membahas kecantikan perempuan juga dapat menimbulkan nafsu.

"Aku ini cuma anaknya orang biasa. Bapak cuma petani miskin. Ibu nggawe kerupuk. Lha dia ?. Bapaknya Haji Ilham Sutanto. Developer kaya raya. Mana mungkin dia mau menjadikan aku sebagai suami ?. Ngaco kamu, Jok !," tepis Azzam.

"Lhaaa... jodoh kita kan nggak ada yang tahu kecuali Allah, kang ?," ujar Joko.

"Iya betul. Tapi....Ah sudahlah. Malas aku membahas yang beginian. Aku lapar, Jok," Azzam menghentikan kalimatnya. Ia memegang perutnya yang sudah waktunya minta diisi. Ia hanya sarapan pagi saja tadi dengan memakan sepiring nasi pecel.

"Kalau lapar, ambil sendiri saja di dapur, kang," kata Joko meminta Azzam untuk mengambil sendiri nasi dan lauk di dapur.

"Nggak Jok. Aku ndak berani. Aku takut ngambil sesuatu tanpa terlebih ijin dulu pada orangnya. Itu namanya saja dengan ghasab. 6. Aku tidak ingin perutku memakan makanan yang syubhat, makanan yang ndak jelas halal-haramnya. Sebab jika perutku atau dagingku memakan makanan yang syubhat,maka akan menghalangi pahala untuk ibadah yang selama ini aku lakukan."

Maka dari itu sebagai langkah hati-hati kalau bisa kita harus menjauhkan diri dari yang syubhat.

Dalam hadist lain Nabi memberi gambaran tentang tentang seseorang yang jatuh dalam hal yang syubhat itu sama seperti seorang pengembala yang membiarkan kambingnya berada pada pagar pembatas antara wilayah haram dengan wilayah halal dimana kambing itu sangat memungkinkan untuk melewati agar pembatas tersebut sehingga terjerumus pada daerah yang di haramkan.

Ternyata syubhat juga mengakibatkan pada diri tentang keragu-raguan terhadap agama dan akan berakibat pada suramnya hati. Pada kondisi yang demikian inilah hati manusia tidak bisa lagi merasakan manisnya iman. Mereka tidak akan bisa merasakan kebahagiaan hati yang hakiki yang biasa diperolehnya dari amal ibadahnya dan kondisi seperti ini sesungguhnya bisa dijadikan sebagai tolak ukur, jika dalam pelaksanaan ibadah kita tidak bisa merakskana nikmatnya peribadatan, maka hal itu kemungkinan karena adanya barang syubhat yang pernah di makannya.


jika dalam pelaksanaan ibadah kita tidak bisa merakskana nikmatnya peribadatan, maka hal itu kemungkinan karena adanya barang syubhat yang pernah di makannya


Begitupun dengan do’a tidak pernah di kabulkan, ini mungkin merupakan jawaban kita selama ini. Mengapa kita yang selalu berdo’a, namun sepertinya Allah Swt belum mengabulkannya. Tak hanya itu, pengaruh makanan haram yang mungkin sudah terlanjur masuk ke dalam perut kita akan menyebabkan kita susah untuk berbuat baik. Hal ini di sebabkan pengaruh makanan haram yang memang sejak semula selalu mengarahkan manusia kepada hal-hal yang haram. Jangan diharap bahwa seseorang yang banyak makananan haram itu punya kecondongan untuk berbuat amal ibadah, mendengar kata “ibadah” saja mereka terkadang sudah merasa kesal.

"Maka dari itu, Jok,... aku sangat berhati-hati dan berlindung diri pada Allah agar aku terhindar dari makanan syubhat," jelas Azzam.

Joko lalu mencoba mengingat-ingat bagaimana semasa kecil dulu saat ia dulu bermain dengan Azzam. Pemuda itu sama sekali tidak sama dengan teman-temannya. Ketika Edi, anaknya pak Mukti yang nakalnya, masya Allah, mencuri kerupuk seorang tetangga, Azzam tidak ikut menikmati hasil curian yang dilakukan oleh Edi. Sementara teman-temannya yang lain melumat habis kerupuk itu. Tidak terlihat di muka mereka rasa menyesal dan bersalah karena telah merugikan orang lain.

Bukankah merugikan orang lain sama saja menyakiti hati orang lain ?. Dan menyakiti hati orang lain sama saja dengan menyakiti Allah dan Baginda Nabi Muhammad Saw ?. Dan Allah sangat murka kepada orang yang menzhalimi hati saudaranya sesama Muslim ?. Ia juga ingat bagaimana Azzam tidak ikut makan saat Edi, Didik dan Arif mencuri anggurnya tetangga yang telah masak. Dan ia juga tidak pernah melihat Azzam memanjat pohon mangga pak Jarot untuk mengambil mangganya yang berbuah lebat. Hanya saja pemuda itu malah yang dituduh mencuri mangga. Padahal yang mencuri mangganya adalah Fendi dan adiknya, Dian.

"Tapi, kan sampeyan kerja di sini, kang ?," ujar Joko." Sampeyan bukan cuma kerja saja di sini. Tapi juga boleh makan."

"Iyaa... tapi kan bapak atau ibu nggak mengijinkan aku agar mengambil makan sendiri, Jok," sahut Azzam tetap pada intuisinya."Kamu tahu nggak, kisah tentang salah seorang sahabat Baginda Rasulullah Saw. yang bernama Mubarrak ?,"

Joko menggeleng.

"Kisah yang mana, kang ?."

Lalu Azzam pun bercerita. Sementara Joko mendengarkan dengan antusias bagai seorang anak yang mendengarkan orangtuanya mendongeng.


1. HR. Al-Hakim ,dishahihkan oleh al-Albani
2. Jim Rohn : Pengusaha, penulis, motivator asal AS
3. Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmi, bab Kaifa Yuqbadhul ‘Ilmi
4. Sunan Ibni Majah, kitab al-Fitan bab Dzahaabul Qur-aan wal ‘Ilmi
5. QS An Nuur : 32
6. Ghasab : Mengambil barang tanpa ijin. Sama saja dengan mencuri. Dan barang yang diambil pun haram meski halal

Bila Jodoh Pasti Bertemu KembaliNovelet ini adalah karya Khairul Azzam Elmaliky. Novelet ini telah diterbitkan oleh DCU Book, Pengorbit Karya Fiksi Pembangun Akhlak, Semarang - Jawa Tengah. Azzam, adalah alumni Pondok Pesantren Karya Basmala Semarang, angkatan 2008. Lahir di Probolinggo, Jawa Timur, kini bermastautin di kota Pekanbaru, Riau. Sila berkenalan dengan karya-karya Azzam lainnya disini

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar