Bila Jodoh Pasti Bertemu Kembali - Episode 20

permainan ular tangga
Mereka bertemu di warung  ayam penyet khas Kota Semarang, Haji Hadi Slamet yang terkenal dengan ayam penyetnya yang berbeda dengan kebanyakan ayam penyet pada umumnya.

Sesampainya  disana ia meampak di halaman warung terparkir sebuah mobil BMW SUV X1 warna peach. Azzam meng-sms temannya lagi. Ia kembali menanyakan dimana Joko sekarang ?. Joko membalas sms Azzam bahwa dia sudah menunggu di warung.

Hati Azzam girang. Ia masuk ke warung dan mencari-cari di mana temannya duduk. Seorang pemuda bertubuh gembur melambai-lambaikan tangannya sambil melebarkan senyum. Azzam membalas senyum pemuda gempal itu yang tak lain dan tak bukan adalah temannya, Joko.

Ia langsung menghampiri meja Joko. Lalu kedua sahabat itu bersalaman dan berpelukan. Maklum lima tahun tidak ketemu. Azzam duduk di kursi.

"Wah sampeyan makin gemuk aja, Jok ?," kata Azzam mengawali perbincangan. Angin sejuk yang ditiupkan oleh gunung-gunung di Selatan Semarang membelai- belai lehernya dan mengipasi keringat yang merembes di mukanya.

"Sampeyan bisa saja, kang," jawab Joko.

"Sampeyan kerja di mana di sekarang ?. Sudah kembali dari Malaysia ?," lanjut Azzam bertanya.

"Aku sekarang kerja jadi sopirnya seorang arsitek terkenal di Semarang, kang. Bosan kerja di kebun karet di Malaysia." ujar Joko.

"Ya yang penting kerja, jok... Oh iya. apa sampeyan sekarang sudah married ?."

Joko tidak menjawab. Ia tertawa terbahak-bahak hingga tempat duduknya ikut bergetar.

"Lho, kenapa sampeyan, kok.. malah tertawa ?,"

"Sampeyan iku, lho... nanya sing aneh-aneh saja. Mana ada cewek yang mau sama aku ?."

"Yaaaa.. siapa tahu sampeyan sudah nikah dengan cewek Malaysia atau Singapura, gitu, lhoo...?."

"Belum, kang. Cewek sana banyak maunya. Males aku," ujar Joko menggeleng.

"Terus sampeyan gimana ?. Apa sudah dapat pengganti Halimah ?," lanjutnya balas bertanya.

Azzam mendesah. Awan mendung tiba-tiba menyaput wajahnya. Ia teringat kepada Halimah. Gadis asal Kaliwungu Kendal yang pernah dicintainya. Halimah adalah temannya saat masih nyantri di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Quran Krandon Kudus.

Ia pernah berjanji akan menikahinya. Namun karena ia belum siap maka Halimah pun beralih menikah dengan pemuda lain. Entah sekarang,apakah gadis itu sudah punya anak atau belum, ia sudah tidak pernah mendengar kabarnya lagi.

Yang jelas menurut berita dari teman-teman satu angkatannya, Halimah menikah dengan seorang guru. Ia bersabar sebab Allah sudah menentukan siapa gadis yang kelak akan menjadi istrinya di Lauhul Mahfudz.



Dan selama ini ia sama sekali belum pernah jatuh cinta lagi atau tertarik pada gadis lain. Cukup seorang Halimah saja yang membuatnya kecewa


Dan selama ini ia sama sekali belum pernah jatuh cinta lagi atau tertarik pada gadis lain. Cukup seorang Halimah saja yang membuatnya kecewa. Meski toh bukan sepenuhnya salah gadis itu. Ia ingat kepada sebuah kitab berjudul "NahwalMdaali" yang ditulis dengan bahasa yang indah oleh SyaikhMuhammad Ahmad Al Rasyid. Ada sepotong sajak indah tertulis di sana :

Kuatkan ikatan tekad
Angkat tinggi-tinggi bendera harapan
Berjalanlah menuju Allah dengan sungguh-sungguh, tanpa lelah
Jika rasa lemah menyerangmu
Isi jiwamu dengan kekuatan Al-Quran
Libas nafsumu, jangan kasih ampun
Nafsu selalu mengajakmu menuju kebinasaan

Sajak pendek itu seolah memberinya harapan dan kekuatan. Ia harus tegas menguatkan tekad. Ia harus kembali mengangkat bendera pengembaraannya menuju Allah. Ia tidak boleh lemah hanya karena ditinggal nikah oleh seseorang yang dicintainya.

Azzam lalu teringat akan ayat yang pernah dikajinya,

"Berteguh-hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, bersabarlah dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah"1

Juga nasihat Kiai Haji Mas Syafii, “Eling-elingo yo Ngger, endahe wanojo iku sing dadi jalaran batale toponing poro santri lang santri agung !.”2

"Ah, mbuhlah,Jok." Setelah lama terdiam,Azzam akhirnya buka suara. Meski ia tidak memungkiri bahwa hatinya masih mencintai gadis itu.

"Piye, kang.... Sampeyan masih ingat, ndak ?, waktu kita dulu main Setinan, Layangan, Plintengan, Yoyo,Jamuran, Cublek-cublek Suweng, Patungan, Do mi ka do, Jlumpet, Gobag Sodor, Jirak Pentil, Betengan, Gamparan, Benthik, Sepaksepong, Sarsur Kulonan, Sletokan, Egrang, Kendhi Gerit, Dhingklik Oglak-aglik dan lainnya ?."3

Azzam dan Joko tertawa bersama mengingat masa kecil mereka dulu. Mereka juga ingat bagaimana dulu Joko suka memanjat pohon Pu Tao4. Lalu mereka juga bercerita tentang Sekaten, Gerebeg Maulud, Muludan, Jenang suro, Jenang Sapar, Seni Tradisi Genjring,Megengan yang semakin hari semakin punah dan hampir tidak ada yang berminat melestarikannya.

Megengan diisi dengan acara syukuran dengan membagi-bagikan  makanan terutama kue apem. Kue apem ini sebenarnya adalah ungkapan permintaan maaf secara tidak langsung, misalnya kepada tetangga, saudara-saudara dan orang di sekitar. Karena apem ini berasal dari kata afwum yang artinya adalah meminta maaf dan memberi maaf.

Dan menurut ceritanya karena kosa kata dalam masyarakat Jawa tidak mengenal huruf  "F",  maka kata Afwum berubah menjadi Apwum, kemudian apwem dan akhirnya menjadi  apem. Dalam tradisi itu juga, biasanya masyarakat selain membagikan kue apem juga  membagikan pisang raja.

"Jadi ada apa sampeyan ingin ketemu sama saya selain reunian, jok ?," tanya Azzam setelah mereka puas mengenang masa-masa kecil mereka.

"Jadi begini, kang..."


1. Qs. Al Anfal [8]: 45-47
2. "Pesona wanitalah yang membuat para santri gagal bertapa !."
3. Semua adalah nama-nama permainan tradisional anak-anak di Jawa
4. Jambu Keling,duwet,atau juwet (warnanya ungu macam anggur) juga dikatakan anggur Jawa. Rasanya masam-masam manis

Bila Jodoh Pasti Bertemu KembaliNovelet ini adalah karya Khairul Azzam Elmaliky. Novelet ini telah diterbitkan oleh DCU Book, Pengorbit Karya Fiksi Pembangun Akhlak, Semarang - Jawa Tengah. Azzam, adalah alumni Pondok Pesantren Karya Basmala Semarang, angkatan 2008. Lahir di Probolinggo, Jawa Timur, kini bermastautin di kota Pekanbaru, Riau. Sila berkenalan dengan karya-karya Azzam lainnya disini

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar