Bila Jodoh Pasti Bertemu Kembali - Episode 15

star wars : the force awakens
"Hallo, say...!," sapa Citra sumringah ketika bertemu dengan Bagus di cafe.

"Hallo, juga say...," ujar Bagus sambil merenggangkan kedua tangannya. Lalu mereka saling berpelukan dan tak lupa cipika-cipiki.

"Udah lama nunggunya ?," tanya Citra usai berpelukan dan cipika -cipiki.

"Nggak, kok...Oh, ya... kamu mau pesan apa ?," tanya Bagus sambil memberi kode kepada pelayan cafe agar segera mendekat.

Citra mengambil kartu menu dan menjabarkan menu pesanannya kepada pelayan yang telah siap berdiri disisi meja. Kemudian dia bertanya kepada Bagus,

"Kamu pesan apa say ?."

"Samain saja, deh...," jawab Bagus.

Setelah mencatat pesanan dua porsi Sushi dan Sashimi serta dua gelas jus storberi susu pada sebuah buku notes kecil, pelayan itupun pergi ke loket pesanan dan memberikan catatannya kepada bagian cheef.

"Kamu lagi mendesain apa, say...?," tanya Bagus kemudian.

"Ohh, itu...., ini...," jawab Citra sambil mengubek-ubek tasnya dan mengeluarkan sebuah buku agenda. Dari dalam buku agenda itu, ia mengeluarkan sehelai kertas gambar yang menunjukkan hasil karyanya yang belum rampung.

"Hebat !," puji Bagus untuk mencuri hati Citra,

"Aku kepingin seperti Zaha Hadid yang memperoleh penghargaan Prizker, hadiah Nobel di bidang arsitektur. Aku ingin seperti dia yang menjadi Diva dibidang Arsitektur," ujar Citra bersemangat dengan mata berbinar-binar penuh tekad.

"Aku yakin kamu bisa sayang," puji Bagus sekali lagi meskipun dalam hatinya menggerutu penuh kebosanan karena apa yang dikatakan oleh Citra barusan telah sering di dengarnya ratusan kali.

Citra lalu mengulum senyum menanggapi pujian Bagus.


***

Usai makan, Citra dan Bagus meninggalkan meja menuju kasir untuk membayar pesanan mereka. Tanpa sepengetahuan mereka berdua, sebuah buku agenda tertinggal di kursi sebelah bekas tempat Citra duduk. Rupanya Citra samasekali tidak ingat bahwa ia telah meletakkan buku agenda itu disana sebelum makan..

Selesai membayar, sepasang kekasih itu pun pergi meninggalkan cafe sambil berpegangan tangan.

Seorang pelayan lelaki muda datang untuk membereskan piring dan gelas sisa sembari merapikan meja bekas makan Citra dan Bagus. Ketika sedang membersihkan meja itu ia terkejut menemukan sebuah buku agenda tergeletak diatas kursi. Ia bertanya-tanya dalam hatinya, buku agenda siapa ini ?. Kemudian ia menyimpan buku itu dan akan memberikannya jika Allah memperkenankan dirinya bertemu dengan si pemilik buku.


Ia bertanya-tanya dalam hatinya, buku agenda siapa ini ?. Kemudian ia menyimpan buku itu dan akan memberikannya jika Allah memperkenankan dirinya bertemu dengan si pemilik buku


Tanpa mengetahui ada yang tertinggal, Bagus dan Citra naik ke lantai atas dengan elevator. Mereka menuju gedung bioskop XXI. Bagus kemudian pergi memesan dua tiket bioskop dan setelah itu mereka masuk ke dalam gedung bioskop yang telah dibuka. Sesampainya didalam, udara AC yang sejuk langsung menyambut kedatangan mereka.Tampak di layar sedang menayangkan trailer film-film yang akan diputar segera.

Beberapa saat kemudian, musik pembuka film "Star Wars : The Force Awakens" pun menggema memenuhi ruang bioskop.

"Aku memang tidak sabar dari dulu ingin melihat film ini," ujar Citra yang maniak Star Wars kegirangan ketika melihat para 'pahlawannya' bermunculan di layar bioskop.

Kisah "Star Wars : The Force Awakens" bermula, saat dua kesatria Jedi menemukan sebuah pedang keramat dan ampuh yang masih dalam genggaman sebuah lengan terpotong di sebuah gurun. Pedang legendaris itu bernama "Light Saber".

Kedua orang itu sadar betul bahwa pedang yang ada dalam genggaman lengan yang tidak diketahui identitasnya itu sebuah benda keramat bagi kesatria Jedi. Mereka tahu pedang legendaris itu, tetapi tidak tahu siapa pemilik lengan itu.

Dari hasil percakapan dan diskusi di antaranya keduanya, akhirnya satu kesepakatan diambil. Mereka sepakat untuk mengembalikan pedang ampuh itu kepada pemiliknya. Meski tak tahu di mana dan siapa, tetapi keduanya berupaya menjalankan sebuah misi.

Hal itulah yang mendorong kedua orang tersebut berusaha mencari siapa pemilik lengan yang menggenggam pedang keramat itu. Dari sinilah awal sebuah perjalanan dan petualangan dimulai.

Selanjutnya, keduanya kemudian bertemu dengan Han Solo dan Chewbacca. Dari pertemuan itu, akhirnya titik terang dan teka-teki siapa pemilik pedang legendaris itu mulai terkuak.

Kedua orang itu, Han dan Chewie yang saat itu telah menua menjadi saksi kunci siapa pemilik lengan misterius itu. Dia adalah Luke Skywalker. Ya, dialah yang memiliki lengan terpotong dengan menggenggam pedang Light Saber.

Luke Skywalker sendiri merupakan teman Han dan Chewie yang sudah 30 tahun tidak pernah bertemu. Tangan Luke terpotong saat berduel melawan Darth Vader dalam episode "The Empire Strikes Back".

Dari pertemuan tersebut, mereka berempat akhirnya sepakat bersama-sama mencari jejak Luke Skywalker. Perjalanan pencarian sang Ksatria Jedi membawa mereka bertualang di sebuah planet es.

Planet es itu dihuni sekelompok pasukan jahat yang tengah membangun sebuah senjata mematikan. Kekuatan senjata tersebut bukan hanya dapat menghancurkan planet-planet seperti yang digambarkan dalam episode "Death Star in Star Wars", tetapi juga mampu meluluhlantakkan tata surya dan alam semesta secara keseluruhan.

Perjuangan para ksatria itu pun menjadi sangat keras, berdarah-darah dan menantang. Inilah puncak dari sebuah perjuangan untuk menyelamatkan tata surya dan alam semesta dari kehancuran.


***

"Bagus banget filmnya, ya... say," kata Bagus ketika mereka keluar dari gedung bioskop.

Citra mengangguk. Ia masih terpengaruh keseruan film yang baru saja disaksikannya.

"Eh, gimana liburan Natal dan Tahun Baru ?, Kamu sudah punya acara ?," lanjut Bagus bertanya.

"Aku belum ada jadwal liburan Natal dan Tahun Baru." Sahut Citra sambil menggenggam erat gandengan tangan Bagus.

"Gimana kalau kita nonton film lagi ?. Atau... kita liburan di vilaku ?," usul Bagus.

"Aku pikir-pikir dulu, ya... say," jawab Citra.

"Kamu ini... katanya mau ngelakuin apa saja demi cintamu padaku. Aku kan nggak minta banyak, cuma nemanin aku liburan Natal dan tahun Baru," rajuk Bagus.

"Iya... tapi aku punya kebiasaan, apapun yang akan aku lakukan harus punya planning dulu," jawab Citra tegas seakan tidak memperdulikan nada merajuk dari Bagus.

"Iya, deh... Kalau itu maunya kamu," kata Bagus pasrah.

Bagus memang telah lama berencana untuk mengajak Citra berlibur ke vilanya yang ada di Temanggung. Sebab selama berpacaran dengan Citra, ia belum pernah mencicipi hangatnya tubuh gadis itu. Ia hanya bisa mencium kening, bergandeng tangan, atau mencium bibirnya. Itu saja.

Ia ingin sekali tidur dengan gadis itu. Bukankah ia akan menikah dengan Citra ?. Jika namtinya Citra hamil, meski belum menikah, kan... tidak ada salahnya. Toh, yang menjadi ayah biologis dari anak yang dikandung Citra adalah dirinya. Lagipula dengan membuat Citra hamil, maka rencana yang telah lama disusunnya akan berjalan kian lancar.

Bila Jodoh Pasti Bertemu KembaliNovelet ini adalah karya Khairul Azzam Elmaliky. Novelet ini telah diterbitkan oleh DCU Book, Pengorbit Karya Fiksi Pembangun Akhlak, Semarang - Jawa Tengah. Azzam, adalah alumni Pondok Pesantren Karya Basmala Semarang, angkatan 2008. Lahir di Probolinggo, Jawa Timur, kini bermastautin di kota Pekanbaru, Riau. Sila berkenalan dengan karya-karya Azzam lainnya disini

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar