Hari-hari ini di televisi ditayangkan iklan sebuah produk air minum mineral merek terkenal. Pesan yang ingin disampaikan oleh iklan tersebut adalah kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi dapat membuat orang jadi lemot dan error.
Menyikapi pesan tersebut, percayalah... itu benar. Karena saya sudah mengalaminya sendiri.
Begini ceritanya:
Suatu sore, dalam perjalanan sepulang dari kantor, saya mendapat telepon dari orang rumah.
"Bang, kalau sudah pulang kerja, mampir dulu ke pasar beli beras, sekalian juga beli takjil buat buka puasa."
Waduh!, dapat pesan begitu terpaksa saya memutar lagi kendaraan karena pasar yang dimaksud sudah terlewat.
Singkat cerita, sampailah saya di pasar dan langsung menuju ke toko yang menjual kebutuhan harian, termasuk beras.
"Beli berasnya 20 kilo, dek..," kata saya kepada karyawan toko.
"Beras apa, pak?," tanya dia.
"Beras Anak Daro," jawab saya. "Berapa sekilonya?," tanya saya lagi.
"Sepuluh ribu delapan ratus," jawab dia.
"Yaa, sudah... ambilkan 20 kilo," kata saya.
Maka ditimbanglah beras pesanan saya. Setelah selesai saya pergi menuju kasir untuk membayar.
"Anak Daro 20 kilo, dua ratus enam belas ribu, pak...," kata kasir.
Saya lalu membayar dengan selembar seratus ribu dan tiga lembar lima puluh ribuan. Oleh kasir saya diberi uang kembalian dua lembar sepuluh ribuan, dua lembar lima ribuan dan dua lembar uang berwarna abu-abu.
Sesaat saya tercenung. Otak saya menghitung-hitung. Seharusnya uang kembalian saya tiga puluh empat ribu. Tetapi kenapa ini cuma dikembalikan tiga puluh ribu dua ratus ?. Penasaran. langsung saja saya bertanya kepada kasir:
"Dik, ini uang kembaliannya kurang. Harusnya tiga puluh empat ribu, tapi ini cuma tiga puluh ribu dua ratus," protes saya.
Kasir lalu meminta uang kembalian saya dan menghitung ulang.
"Tidak kurang, pak... ini dua lembar sepuluh ribuan, jadi dua puluh ribu, ditambah dua lembar lima ribuan, jadi tiga puluh ribu. Nahh... ini dua lembar dua ribuan, jadi empat ribu. jadi... semuanya pas tiga puluh empat ribu."
Sekali lagi saya bengong, seakan tak percaya saya kembali melihat uang berwarna abu-abu itu yang tadi nolnya sepertinya berjumlah dua tapi sekarang berubah jadi tiga!. Dengan wajah merah padam menahan malu, saya berkata:
"Ehh... ehh... iya, pas tiga puluh empat ribu. Tadinya saya kira uang dua ribuan ini, dua ratus."
Kasir, karyawan dan pengunjung yang ada di toko saat itu tertawa tebahak-bahak mendengar kata-kata saya. Karena jelas-jelas saya sudah mengalami error dalam mengenali nominal uang itu, maka salah seorang diantaranya berkata dengan nada bercanda:
"Ada Aqua, pak?."
"Waahh, bapak pasti lagi error gara-gara kehausan, seperti yang di iklan itu," sambung yang lain.
"Mungkin juga,yaa..." kata saya sambil ikut tertawa. "Tapi bagaimana mau minum, waktu berbuka puasa masih satu jam lagi."
Kembali kasir, karyawan toko dan pengunjung tertawa terbahak-bahak. Usai tertawa kami lalu membahas keadaan bulan Ramadhan tahun ini.
Memang bulan Ramadhan tahun ini di kota kami benar-benar luar biasa tantangannya. dari hari pertama puasa sampai masuk hari ke duapuluh enam, hawa kota kami luar biasa panasnya karena tidak pernah turun hujan.
Kurang ajarnya, cuaca panas dan kering ini malah dijadikan kesempatan oleh sebagian orang-orang yang tidak punya otak dan tidak punya hati untuk membakar lahan mereka. Bencana tahunan, kabut asap rutin melanda wilayah kami setiap musim kemarau nyaris seperti tidak memiliki solusi.
Penanganan bencana yang secara parsial, ditambah pemerintah kota dan daerah yang tidak punya nyali untuk menindak oknum-oknum maupun perusahaan yang terbukti membakar lahannya membuat masyarakat daerah kami selalu saja menderita oleh kabut asap yang datang dan terus datang lagi.
Yang jelas perbuatan mereka yang telah membuat masyarakat banyak menderita karena dipaksa menghirup kabut asap yang sangat berbahaya untuk kesehatan tidak akan dibiarkan begitu saja. Islam tegas menyatakan setiap perbuatan pasti akan mendapat balasan yang setimpal sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya:
Dari Abu Shirmah bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa berbuat kemadlaratan maka Allah akan memberinya madlarat, dan barangsiapa membuat kesusahan pada orang lain maka Allah akan memberinya kesusahan. (H.R. Ibnu Majah, di hasankan oleh syek Nashiruddin Al-Albani)
Dari Abu Shirmah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa menyengsarakan seorang muslim, Allah akan menyengsarakan dirinya dan barangsiapa menyusahkan seorang muslim, Allah akan menimpakan kesusahan kepadanya. (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi, menurut Tirmidzi hadits ini hasan shahih)
Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.
0Komentar
Maaf, Hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link iklan ilegal akan kami hapus. Terima kasih. (Admin)