Suatu Sore Di Lampu Merah

suatu sore di lampu merah
Suatu sore sepulangnya dari melaksanakan tugas luar, mobil kantor yang saya tumpangi berhenti di sebuah persimpangan lampu merah.

Saat itulah dari kejauhan saya melihat dua orang pengemis tua yang tengah meminta-minta kepada para pengendara dan penumpang mobil serta sepeda motor.

Dari profilnya saya menduga mereka adalah sepasang suami istri, dimana sang istri tampak menuntun suaminya yang (sepertinya) buta.

Ketika tengah asyik memperhatikan kedua pengemis itu, bang Edi, supir kantor yang menemani saya tugas luar, bertanya:

"Itu pengemis, buta beneran... apa buta bohongan, pak?."

Acuh tak acuh saya menjawab, "Ahh... palingan juga buta bohongan."

Jangan heran jika saya berkata begitu. Itu karena saat ini sangatlah banyak pengemis-pengemis yang ternyata tak lebih dari segerombolan penipu.

Sekilas bang Edi menatap saya kemudian melihat kearah sepasang pengemis tua itu seakan tengah mempertimbangkan sesuatu.

"Oooo, begitu...," katanya sambil memasukkan kembali ke sakunya selembar uang dua ribuan yang rupanya tadi telah disiapkannya untuk diberikan kepada pengemis itu.

Ketika lampu merah berubah menjadi hijau, mobil kamipun bergerak. Saya tidak bisa mengamati secara lebih jelas sepasang pengemis tua itu karena mereka juga sudah pergi menyeberang ke seberang jalan.

Hari-hari berikutnya berlalu begitu saja. Kesan peristiwa itupun memudar dari ingatan saya hingga secara tak terduga saya kembali bertemu dengan mereka.

Seperti biasanya beberapa malam dalam seminggu, saya dan beberapa tetangga memiliki kebiasaan berkumpul di sebuah kedai kopi dekat komplek tempat tinggal kami untuk menonton siaran langsung sepakbola atau hanya sekedar ngobrol-ngobrol tak tentu arah.

Seperti biasanya juga malam itu saya dan beberapa tetangga yang hadir sedang asyik menonton siaran langsung Liga Inggris. Di tengah-tengah kehebohan dan hamburan komentar kami yang layaknya berlagak bak pengamat sepak bola profesional, saya mendengar suara lirih orang memberi salam.

"Assalamu'alaikum...."

Saya menoleh untuk melihat siapa yang baru saja memberi salam dan sungguh betapa amat terkejutnya saya ketika tahu bahwa yang datang dan memberi salam itu ternyata adalah sepasang pengemis tua yang saya lihat di suatu sore di simpang lampu merah beberapa hari yang lalu.

Dan yang lebih membuat saya terkejut sekaligus merasa malu adalah fakta salah seorang dari mereka ternyata benar-benar buta!.

Seketika saya teringat pada ucapan saya beberapa hari yang lalu kepada bang Edi tentang salah seorang dari mereka yang secara serampangan saya tuduh 'buta bohongan'!.

Malam ini secara terang-terangan di depan hidung saya terpampang satu pemandangan yang membuat batin saya tertunduk malu.

Sepasang pengemis tua itu bergerak dari meja ke meja di kedai kopi sambil menadahkan tangan. Sang istri menuntun suaminya yang kedua bola matanya tampak memutih seluruhnya itu. Saat mereka berdua mendekat ke arah saya, batin saya semakin gemetar oleh rasa malu dan rasa bersalah yang teramat sangat.

Ketika akhirnya mereka berdua sampai ke meja saya, diam-diam saya sudah menyiapkan pemberian yang jumlahnya saya harap mampu mampu menebus rasa bersalah saya kepada mereka.

Mata sang istri agak terbeliak melihat jumlah pemberian saya karena barangkali memang belum pernah ada yang memberi sebanyak yang mereka terima dari saya malam ini. Dengan wajah terharu sang istri berterima kasih kepada saya sambil mengucapkan do'a-do'a selamat.

Ada yang tengah bergemuruh di batin saya saat itu, antara malu dan bersalah yang mustahil terkatakan. Sambil menatap kepergian mereka, batin saya membisikkan permohonan maaf berulang-ulang.

"Maafkan aku, bapak... maafkan aku, ibu... atas kesalahan serta kesombonganku yang terlancang menilai bapak dan ibu hari itu. Aku hanya berharap pemberianku malam ini semoga bisa jadi penebus yang meringankan kesalahanku saat kita bertiga berdiri di depan Mahkamah Tuhan, di hari pembalasan kelak. Amin, yaa... Rabbal Alamiin..."

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar